Makna Sumpah Apoteker di Indonesia: Tradisi Profesi dan Integritas di Fakultas Farmasi UKWMS

Pendahuluan: Sumpah yang Lebih dari Sekadar Upacara

Bagi seorang calon apoteker, makna sumpah apoteker bukanlah sekadar formalitas akhir studi. Ia adalah momentum sakral yang menandai transformasi dari mahasiswa menjadi profesional kesehatan yang berkomitmen melayani masyarakat dengan integritas, empati, dan tanggung jawab.

Di berbagai kampus farmasi di Indonesia, momen ini selalu menjadi puncak perjalanan akademik. Salah satunya di Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS), di mana nilai-nilai kemanusiaan dan spiritualitas berpadu dalam prosesi sumpah apoteker yang penuh makna.

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang makna sumpah apoteker, prosesinya, serta bagaimana Fakultas Farmasi UKWMS menjadikan tradisi ini sebagai bagian dari pembentukan karakter profesional yang unggul dan beretika.


Sejarah dan Landasan Hukum Sumpah Apoteker di Indonesia

Setiap profesi di bidang kesehatan memiliki sumpah profesi sebagai bentuk pengakuan tanggung jawab moral terhadap masyarakat. Begitu juga dengan sumpah profesi farmasi. Tradisi ini telah ada sejak masa awal pendidikan apoteker di Indonesia, ketika Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) berdiri sebagai organisasi resmi profesi pada tahun 1950-an.

Secara hukum, prosesi sumpah apoteker diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 889 Tahun 2011 tentang Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga Kefarmasian. Regulasi tersebut menegaskan bahwa setiap lulusan program profesi apoteker wajib mengucapkan sumpah di hadapan pejabat berwenang dan perwakilan IAI sebelum memperoleh sertifikat registrasi apoteker (STRA).

Maknanya jelas: sumpah menjadi gerbang resmi menuju dunia profesi, dan setiap apoteker yang bersumpah mengikat dirinya pada etika, hukum, dan kemanusiaan.

Bagi Fakultas Farmasi UKWMS, regulasi ini bukan hanya prosedur administratif, tetapi bagian dari pendidikan nilai — menanamkan bahwa setiap apoteker adalah pelayan kehidupan, bukan sekadar penyedia obat.


Makna Sumpah Apoteker: Janji Integritas dan Pelayanan

Apa sebenarnya makna sumpah apoteker?
Di balik kata-kata yang diucapkan dengan lantang itu, terdapat janji moral yang mendalam. Sumpah apoteker berisi tekad untuk menjalankan profesi dengan jujur, adil, dan bertanggung jawab; menjaga rahasia pasien; serta selalu memperbarui ilmu demi pelayanan terbaik.

Dalam konteks pendidikan di Fakultas Farmasi UKWMS, sumpah ini dipahami bukan hanya sebagai komitmen profesional, melainkan juga panggilan spiritual. Sebagai universitas Katolik, UKWMS menjunjung tinggi nilai Caritas Christi Urget Nos — kasih Kristus yang menggerakkan.

Artinya, seorang apoteker bukan hanya dituntut kompeten dalam bidang farmasi, tetapi juga memiliki hati yang melayani.
Dengan demikian, makna sumpah apoteker mencakup tiga dimensi utama:

  1. Dimensi Etis: menjaga kejujuran dan tanggung jawab dalam setiap praktik.
  2. Dimensi Profesional: memastikan keselamatan pasien dan kualitas pelayanan.
  3. Dimensi Spiritual: melaksanakan tugas dengan kasih, empati, dan rasa hormat terhadap kehidupan manusia.

Prosesi Sumpah Apoteker di Fakultas Farmasi UKWMS

Setiap tahun, Fakultas Farmasi UKWMS mengadakan prosesi sumpah apoteker dengan penuh khidmat. Pada tahun 2025, misalnya, Pengucapan Lafal Sumpah Apoteker Periode ke-64 dilaksanakan di Widya Mandala Hall, Pakuwon City, Surabaya.

Acara dimulai dengan doa pembukaan, dilanjutkan sambutan dari Dekan Fakultas Farmasi, Dr. apt. Martha Ervina, S.Si., M.Si., yang menegaskan pentingnya menjaga nilai-nilai kemanusiaan dalam profesi farmasi. Beliau mengingatkan bahwa sumpah bukan sekadar janji di hadapan manusia, melainkan komitmen di hadapan Tuhan dan masyarakat.

Setelah itu, para calon apoteker mengucapkan sumpah profesi dipimpin oleh perwakilan IAI dihadapan pemuka agama masing-masing dan disaksikan oleh pimpinan universitas serta dosen pembimbing. Momen puncak adalah penandatanganan berita acara sumpah dan penyerahan simbol profesi.

Rasa haru dan bangga menyelimuti ruangan. Setiap lulusan menyadari bahwa hari itu menandai awal tanggung jawab besar — menjadi penjaga keamanan penggunaan obat, pelayan kesehatan masyarakat, dan penjaga etika profesi.

Bagi mahasiswa UKWMS, prosesi sumpah apoteker adalah wujud nyata dari seluruh perjalanan akademik: dari pembelajaran laboratorium hingga praktik lapangan, semuanya bermuara pada satu tujuan — pengabdian kepada sesama.


Nilai-Nilai yang Ditanamkan Melalui Sumpah Profesi Farmasi

Sumpah profesi farmasi bukan hanya pengulangan kalimat, melainkan simbol penanaman nilai-nilai dasar yang akan membimbing seorang apoteker sepanjang kariernya. Berikut nilai-nilai yang selalu ditekankan oleh Fakultas Farmasi UKWMS:

1. Profesionalisme

Seorang apoteker harus menjalankan tugasnya dengan kompetensi tinggi, berdasarkan ilmu dan bukti ilmiah yang mutakhir. Profesionalisme mencakup ketelitian, ketepatan dosis, serta kemampuan berkomunikasi dengan tenaga medis lain.

2. Integritas

Apoteker wajib menjunjung kejujuran dalam praktik, menolak segala bentuk penyimpangan, dan memastikan bahwa obat digunakan dengan benar dan aman. Integritas adalah roh utama dari makna sumpah apoteker.

3. Empati dan Pelayanan

Pelayanan farmasi bukan hanya soal resep dan obat, tetapi juga tentang memahami pasien. Di UKWMS, empati menjadi fondasi dalam setiap interaksi — baik di apotek, rumah sakit, maupun masyarakat.

4. Pengabdian

Apoteker adalah pelayan kesehatan yang berkomitmen mendahulukan kepentingan pasien di atas kepentingan pribadi. Prinsip pengabdian inilah yang membedakan profesi ini sebagai panggilan, bukan sekadar pekerjaan.

5. Pembelajaran Seumur Hidup

Dunia farmasi berkembang cepat. Oleh karena itu, setiap apoteker diharapkan terus memperbarui ilmu dan keterampilan. Sumpah profesi menjadi pengingat bahwa belajar tidak berhenti ketika kelulusan diraih.


Sumpah Apoteker sebagai Titik Awal Pengabdian

Bagi lulusan Fakultas Farmasi UKWMS, pengucapan sumpah apoteker bukanlah akhir perjalanan, melainkan awal dari tanggung jawab profesional. Setelah mengucapkan sumpah, mereka siap berkiprah di berbagai bidang: farmasi klinik, industri obat, penelitian, dan kebijakan kesehatan.

Beberapa lulusan periode sebelumnya kini bekerja di rumah sakit ternama, industri farmasi nasional, dan bahkan lembaga riset internasional. Mereka membawa nilai-nilai yang tertanam selama kuliah — integritas, kepedulian, dan semangat melayani.

Salah satu alumni UKWMS menuturkan:

“Sumpah apoteker membuat saya sadar bahwa profesi ini adalah amanah. Kami bukan hanya menghitung dosis, tetapi menjaga kehidupan.”

Refleksi seperti ini menunjukkan bahwa makna sumpah apoteker benar-benar hidup dalam praktik sehari-hari. Dengan semangat tersebut, UKWMS terus berkomitmen mendampingi alumninya agar menjadi apoteker yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga berkarakter.


Etika dan Tantangan Profesi Apoteker di Era Modern

Di era digital, peran apoteker semakin kompleks. Mereka harus memahami tidak hanya aspek farmakologi, tetapi juga teknologi informasi, keamanan data pasien, dan regulasi kesehatan.

Tantangan baru muncul dari maraknya penjualan obat daring, penyebaran informasi kesehatan yang belum tentu benar, serta kebutuhan akan layanan farmasi yang berbasis digital. Dalam konteks ini, nilai-nilai yang ditanamkan dalam sumpah profesi farmasi menjadi pedoman penting agar apoteker tetap berpegang pada etika dan keselamatan pasien.

Fakultas Farmasi UKWMS menyikapi perkembangan ini dengan memperkuat kurikulum digital farmasi dan bioetika. Mahasiswa dibekali keterampilan komunikasi, penilaian risiko, dan tanggung jawab profesional agar mampu beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa kehilangan nilai-nilai kemanusiaan.

Dengan demikian, sumpah apoteker bukan hanya tradisi, tetapi juga kompas moral di tengah dinamika dunia modern.


Kesimpulan: Menghidupi Sumpah, Melayani dengan Integritas

Pada akhirnya, makna sumpah apoteker terletak pada kesungguhan untuk menghidupinya setiap hari. Seorang apoteker yang setia pada sumpahnya akan selalu menjunjung tinggi kebenaran, mengutamakan keselamatan pasien, dan berkontribusi nyata bagi kesehatan masyarakat.

Melalui prosesi sumpah apoteker yang khidmat dan penuh nilai di Fakultas Farmasi UKWMS, setiap lulusan diingatkan bahwa profesi ini adalah panggilan hati.
Sumpah tersebut menjadi landasan kuat untuk melangkah di dunia kerja dengan integritas, kecerdasan, dan kasih terhadap sesama.


Call to Action: Wujudkan Cita-Citamu Menjadi Apoteker Berintegritas

Ingin menjadi bagian dari apoteker masa depan yang profesional, beretika, dan berjiwa melayani?
Bergabunglah bersama Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) — tempat nilai, ilmu, dan kemanusiaan bertemu dalam satu panggilan profesi.

Kunjungi laman resmi:
👉 https://farmasi.ukwms.ac.id
dan temukan bagaimana UKWMS membentuk apoteker masa depan yang berintegritas tinggi dan siap mengabdi untuk Indonesia.


by: AJHA

Baca artikel lain :

Refleksi Kepemimpinan Berbasis Kasih….

Strategi Belajar UTS ….

It’s easy to get started!