Pendahuluan
Suasana penuh semangat menyelimuti Ballroom Widya Mandala Hall, Kampus Pakuwon, pada Rabu, 22 Oktober 2025. Sejak pagi, seluruh civitas akademika — mulai dari dosen, tenaga kependidikan, hingga mahasiswa — UKWMS hadir untuk mengikuti refleksi kepemimpinan berbasis kasih dari Perayaan Hari Patron UKWMS 2025. Tahun ini, tema besar yang diangkat adalah “Civilization of Love – Peradaban Kasih.”
Yang unik, seluruh peserta dibagi ke dalam tiga kelompok warna: merah, biru, dan kuning. Pembagian ini bukan sekadar teknis, tetapi memiliki makna reflektif: setiap warna melambangkan karakter kepemimpinan yang ingin ditumbuhkan di dalam diri setiap insan UKWMS termasuk di dalamnya fakultas Farmasi tercinta kita.
Lebih dari sekadar perayaan tahunan, Hari Patron UKWMS menjadi ruang pembelajaran dan refleksi mendalam. Melalui berbagai sesi — mulai dari penguatan komunitas, misa, hingga tanggapan lintas bidang (psikologi, sosial, dan spiritual) — seluruh peserta diajak untuk merenungkan:
“Bagaimana seandainya saya menjadi pimpinan yang membahagiakan orang lain?”
Pertanyaan ini menjadi benang merah kegiatan, mengajak setiap pribadi untuk meneladani kepemimpinan kampus yang berakar pada kasih dan pelayanan.
Makna Hari Patron UKWMS dan Tema “Civilization of Love”
Dalam tradisi universitas Katolik, Hari Patron merupakan momen untuk mengenang dan meneladani pelindung universitas, sekaligus memperbarui semangat pelayanan dalam komunitas akademik. Di UKWMS, Hari Patron bukan sekadar seremoni, melainkan momentum spiritual yang menegaskan jati diri universitas: “Mendidik dengan hati yang melayani.”
Tema “Civilization of Love – Peradaban Kasih” memiliki makna mendalam. Di tengah dunia yang kompetitif dan penuh ego, peradaban kasih mengajak kita membangun kehidupan bersama yang berlandaskan cinta, empati, dan tanggung jawab sosial. Dalam konteks pendidikan tinggi, ini berarti membentuk insan yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berbelarasa dan siap melayani masyarakat.
Melalui perayaan ini, UKWMS menegaskan komitmennya untuk menjadi universitas Katolik yang unggul, humanis, dan ekologis — tempat di mana kasih menjadi fondasi dari setiap bentuk kepemimpinan.
Refleksi Kepemimpinan Berbasis Kasih di Lingkungan Kampus
Istilah refleksi kepemimpinan berbasis kasih (love-based leadership) merujuk pada gaya kepemimpinan yang menempatkan kasih, empati, dan kejujuran sebagai dasar dalam mengambil keputusan dan membimbing orang lain. Dalam lingkungan kampus, hal ini tidak hanya berlaku bagi rektor atau dekan, tetapi juga bagi setiap dosen, staf, dan mahasiswa yang berperan memimpin lingkungannya.
Kepemimpinan berbasis kasih berbeda dari model kepemimpinan otoriter. Pemimpin yang berlandaskan kasih tidak menuntut dihormati, melainkan berupaya untuk memahami dan mengangkat orang lain. Dalam konteks UKWMS, hal ini tercermin dalam berbagai hal kecil yang bermakna:
- Dosen yang sabar menuntun mahasiswa hingga memahami materi.
- Kepala biro yang memimpin dengan keterbukaan dan komunikasi yang hangat.
- Mahasiswa yang mengayomi teman seorganisasi dengan empati.
Di sinilah kepemimpinan kampus menjadi nyata: bukan sekadar memimpin, tetapi menjadi teladan yang menghadirkan kedamaian dan kebahagiaan bagi sesama.
Warna Merah, Biru, dan Kuning sebagai Simbol Kepemimpinan
Salah satu ciri menarik dari Hari Patron UKWMS 2025 adalah pembagian peserta ke dalam kelompok warna merah, biru, dan kuning. Masing-masing warna memiliki makna simbolik yang menggambarkan dimensi penting dalam kepemimpinan:
- 🔴 Merah melambangkan keberanian, semangat, dan tanggung jawab. Pemimpin yang berjiwa merah berani mengambil keputusan demi kebaikan bersama, bahkan dalam situasi sulit.
- 🔵 Biru melambangkan kedamaian, kebijaksanaan, dan kestabilan. Pemimpin yang berjiwa biru menenangkan, mendengarkan, dan menjaga harmoni dalam komunitasnya.
- 🟡 Kuning melambangkan harapan, kreativitas, dan optimisme. Pemimpin dengan semangat kuning memancarkan inspirasi dan membuka ruang bagi ide-ide baru.
Melalui refleksi kelompok ini, setiap peserta diajak membayangkan dirinya menjadi seorang pemimpin yang membawa warna positif bagi lingkungannya. Inilah cara sederhana namun kuat untuk menanamkan nilai refleksi kepemimpinan di kampus: melalui simbol, pengalaman bersama, dan dialog batin.
Nilai Spiritual dan Sosial dalam Hari Patron UKWMS 2025
Kegiatan Hari Patron UKWMS 2025 disusun dengan harmonis, menggabungkan unsur spiritual, intelektual, dan sosial. Dimulai dengan penguatan komunitas, acara berlanjut dengan sambutan Bapak Uskup yang diwakili oleh vikjen Pendidikan : Romo Yohanes Benny Suwito, aspirasi mahasiswa dalam bentuk theatrikal, serta tanggapan dari berbagai sisi — psikologi, sosial, dan spiritual.
Rangkaian ini diakhiri dengan perayaan misa bersama, sebagai puncak syukur atas kebersamaan seluruh civitas. Momen ini mengingatkan bahwa kepemimpinan yang sejati selalu berakar pada doa dan kasih.
Selain itu, UKWMS juga menegaskan komitmennya sebagai kampus ekologis. Setiap peserta diminta membawa tumblr pribadi, sebuah langkah kecil namun bermakna dalam mengurangi sampah plastik. Nilai ekologis ini mencerminkan kepemimpinan yang bertanggung jawab terhadap ciptaan Tuhan — bahwa mencintai bumi juga merupakan wujud kasih.
Hari Patron UKWMS 2025 dengan demikian menjadi gambaran nyata dari integrasi nilai iman, kebersamaan, dan tanggung jawab sosial yang membentuk peradaban kasih di lingkungan akademik.
Menjadi Pemimpin yang Membahagiakan Orang Lain
Pertanyaan reflektif yang muncul dalam Hari Patron — “Apa yang membahagiakan jika saya menjadi pemimpin?” — membuka ruang kesadaran baru. Pemimpin sejati bukanlah mereka yang memiliki kekuasaan besar, tetapi mereka yang membawa kebahagiaan dan pertumbuhan bagi orang lain.
Konsep ini sejalan dengan servant leadership atau kepemimpinan yang melayani. Dalam model ini, seorang pemimpin tidak menempatkan diri di atas orang lain, tetapi di tengah dan bersama mereka. Ia melayani lebih dulu, baru memimpin.
Di lingkungan UKWMS, semangat ini tercermin dalam cara dosen, staf, dan mahasiswa berinteraksi:
- Pemimpin unit yang menumbuhkan semangat tim melalui apresiasi dan dukungan.
- Dosen pembimbing yang tidak hanya menilai hasil, tetapi mendampingi proses mahasiswa.
- Mahasiswa yang memimpin kegiatan kampus dengan semangat kebersamaan, bukan kompetisi.
Dari sanalah lahir pemimpin yang membahagiakan — bukan karena jabatannya, tetapi karena kehadirannya yang menguatkan dan menginspirasi.
Refleksi Civitas Akademika UKWMS: Dari Kampus untuk Peradaban Kasih
Hari Patron UKWMS 2025 juga menjadi wadah refleksi bersama. Dalam berbagai sesi diskusi dan doa, muncul kesadaran bahwa setiap anggota civitas — baik pimpinan yayasan, biro, dosen, maupun mahasiswa — memiliki peran penting dalam menumbuhkan peradaban kasih.
Salah satu peserta misa berkata:
“Menjadi pemimpin bukan tentang posisi, tapi tentang bagaimana kita membuat orang lain bertumbuh dan merasa dihargai.”
Pernyataan ini menggambarkan esensi dari civilization of love: memimpin bukan untuk dilayani, melainkan untuk menghadirkan kasih di setiap keputusan dan tindakan.
Di sinilah peran kampus Katolik seperti UKWMS menjadi sangat penting — sebagai tempat pembentukan karakter dan kepemimpinan yang berbasis kasih. Dari ruang kelas, ruang rapat, hingga kegiatan sosial, semuanya menjadi laboratorium kasih yang menumbuhkan pemimpin berjiwa manusiawi.
Penutup
Perayaan Hari Patron UKWMS 2025 meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh civitas akademika. Di balik seremoni dan doa, tersimpan pesan kuat: bahwa kepemimpinan sejati lahir dari kasih, bukan kekuasaan.
Melalui tema “Civilization of Love – Peradaban Kasih,” UKWMS mengajak seluruh warga kampus untuk menumbuhkan gaya kepemimpinan yang berlandaskan empati, kolaborasi, dan pelayanan. Baik Anda seorang dosen, tenaga kependidikan, maupun mahasiswa, setiap orang adalah pemimpin — minimal bagi dirinya sendiri dan orang di sekitarnya.
“Mari kita bangun peradaban kasih mulai dari cara kita memimpin — dengan hati yang melayani, pikiran yang membahagiakan, dan tindakan yang menumbuhkan harapan.”
Dengan semangat itu, UKWMS tidak hanya mencetak lulusan yang cerdas, tetapi juga pemimpin yang siap membangun dunia dengan kasih.
by: AJHA
Baca artikel lain :